Pengamat politik Universitas Indonesia, Budiatna menilai kesan melunak sejumlah fraksi di DPR soal interplasi kenaikan BBM tidak lepas dari kepentingan politik.
Menurutnya konflik internal yang dilanda sejumlah Parpol, membuat fraksi-fraksi Parpol di DPR tidak berani bersikap frontal bertentangan dengan pemerintah.
"Mereka juga memperhatikan instrument politik dan hukum pemerintah," kata Budiatna saat dihubungi Republika, Rabu (7/1).
Budiatna mencontohkan keinginan Fraksi Golkar DPR mengevaluasi interpelasi. Menurutnya hal itu terjadi karena Fraksi Golkar DPR, yang didominasi kubu Aburizal Bakrie (Ical), masih mengkhawatirkan intervensi pemerintah dalam penyelesaian konflik dengan kubu Agung Laksono.
"Ini makanya ada posisi tawar-menawar. Jangan terlalu ekstrim dengan pemerintah," ujarnya.
Kendati begitu, Budiatna memandang interplasi soal kenaikan BBM masih relevan dilakukan DPR. Sebab menurutnya pemerintah tidak pernah menjelaskan secara holistik dasar penetapan harga BBM.
"Interplasi ini masih relevan. Yang dipertanyakan bukan hanya soal turunnya harga BBM yang sedikit. Tapi juga soal kelebihan keuntungan BBM itu kemana," kata.
Pengamat: Fraksi-Fraksi DPR Kurang Frontal Ajukan Hak Interpelasi
Rabu, 07 Januari 2015
Diposting oleh
Unknown
di
19.29

- Two clicks for more privacy: The Facebook Like button will be enabled once you click here. Activating the button already sends data to Facebook – see i.not connected to Facebook
- Two clicks for more privacy: The Google+ button will be enabled once you click here. Activating the button already sends data to Google – see i.not connected to Google+
- Two clicks for more privacy: The Tweet this button will be enabled once you click here. Activating the button already sends data to Twitter – see i.not connected to Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar