Teknologi nuklir digadang-gadang menjadi sumber energi utama dunia di
masa depan. Meski terus digoncang isu-isu lingkungan terkait limbah
radioaktif dan potensi kebocoran reaktor, pemanfaatan nuklir terus
berkembang ke berbagai bidang, termasuk militer. Ternyata di balik
kesuksesan tersebut terdapat seorang ilmuwan yang berulang tahun hari
ini, 29 September.
Ilmuwan fisika yang lahir hari ini 113 tahun yang lalu di Roma
Italia, Enrico Fermi, adalah ilmuwan yang berhasil membuat rangkaian
reaksi nuklir pertama yang stabil dan mempunyai potensi besar untuk
dimanfaatkan. Pencapaian fantastis tersebut kerap disebut sebagai
lahirnya energi nuklir.
Walaupun Fermi kemudian menjadi warga negara Amerika, ilmuwan Italia
tersebut dianggap sebagai sosok pertama yang memimpin kebangkitan
ilmuwan-ilmuwan Italia. Tetapi akibat ancaman Nazi yang mulai melanda
Eropa, Fermi beserta keluarganya terpaksa meninggalkan Italia menuju
Swedia kemudian Amerika setelah mendapatkan penghargaan Nobel di tahun
1938.
Penghargaan Nobel tersebut dihadiahkan pada Fermi berkat kerja
kerasnya dalam penelitian seputar proses-proses reaksi nuklir. Setelah
sampai di Amerika, Fermi meneruskan eksperimen fusi nuklirnya di
Universitas Columbia.
Pada tanggal 2 Desember 1942, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Fermi
berhasil pemisahaan inti uranium menjadi dua bagian yang dapat
menghasilkan energi dalam jumlah masif. Ironisnya, hasil kerja Fermi
dimanfaatkan untuk kepentingan militer lewat pembuatan bom nuklir
pertama yang diledakkan di pangkalan udara Alamogordo Amerika, pada
tanggal 16 Juli 1945.
Hasil kerja keras dan penelitian lanjutan setelah Perang Dunia ke-2
menjadikan Fermi dikenal sebagai salah satu ilmuwan terbesar di abad 20.
Ironisnya, Fermi meninggal pada tahun 1954 akibat penyakit kanker yang
diduga terkait penelitian nuklirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar