AWAL MULA (1957 -1962)
The Beatles dimulai di tanah Liverpool dari sebuah band bernama The  Quarrymen yang dibentuk oleh John Lennon pada Maret 1957, saat itu ia  berusia 16 tahun. Paul McCartney yang saat itu berusia 15 bergabung  dengan The Quarrymen beberapa bulan berikutnya. Di tahun berikutnya,  teman McCartney yaitu George Harrison ikut bergabung. The Quarrymen  hingga tahun 1960 terdiri dari trio gitaris yang memainkan rock n roll  ala Elvis, Buddy Holly dan The Crickets. Di awal Tahun 1960, seorang  teman Lennon, Stu Sutcliffe, melengkapi formasi sebagai bassist. Dialah  yang kemudian menawarkan untuk mengganti nama The Quarrymen. Saat itu,  beberapa kali band itu mengalami perubahan nama, dari The Beetels, The  Beatlas, Johny and the Moondogs, Long John and the Beetles, dan The  Silver Beatels, hingga akhirnya mereka membuang kata silver dan  mantaplah nama The Beatles pada bulan Agustus 1960.
Di pertengahan 1960, seorang relasi bernama Allan Williams mengajak  mereka untuk bermain di Hamburg, Jerman. Karena kekosongan pemain drum,  mereka lalu secara dadakan mengaudisi Pete Best dan duduklah dia di  posisi tersebut. Mulailah petualangan mereka mengisi klub-klub kawasan  merah Hamburg dengan rock and roll.
Di Hamburg, Sutcliffe mendapat kekasih baru bernama Astrid Kirchherr.  Nona inilah yang yang memperkenalkan gaya rambut German “exi”  (eksistensialis) yang nantinya diadopsi sebagai trademark rambut  personil The Beatles.
REKAMAN PERTAMA
Kesempatan pertama The Beatles di Hamburg hanya beberapa bulan saja.  Berbagai masalah membuat beberapa personil harus kembali ke Liverpool  pada akhir 1960. hanya Sutcliffe yang kemudian menetap di Jerman.  Personil The Beatles lainnya melanjutkan bermain di berbagai club di  Liverpool. Secara rutin mereka bermain di daerah Merseyside, tepatnya di  sebuah klub legendaris bernama Tavern Club, tempat yang menjadi tonggak  lahirnya Merseybeat Sound. Pada awal tahun 1961, Sutcliffe keluar dari  band untuk memfokuskan diri pada pendidikannya sekolah seni di Jerman.  McCartney lalu mengambil posisinya sebagai pemain bass. Di tahun yang  sama, The Beatles kembali ke Hamburg,  mereka kemudian mendapat kontrak  rekaman pertama dari seorang produser Jerman, Bert Kaempert, untuk  menjadi band pendamping seorang penyanyi gitaris rock British bernama  Tony Sheridan. Rekaman itu bertajuk “Tony Sheridan & The Beat  Brothers, dengan single “My Bonnie”.
Di tahun 1961, nama The Beatles semakin populer, terlebih di Liverpool.  Tavern Club mengantarkan mereka bertemu dengan Brian Epstein, seorang  pengusaha rekaman dan kolomnis musik, yang kemudian menjadi manajer  mereka pada Januari 1962. Epstein mengajak mereka mengikuti audisi di  Decca Records (beberapa track audisi kemudian dijadikan bootleg yang  dirilis pada tahun 1995). Namun Decca Records menolak mereka begitu pula  dengan beberapa label yang lain. Di tahun yang sama, usaha giat Epstein  terbayar kala  seorang produser bernama George Martin mengajukan surat  kontrak kepada The Beatles dibawah label Parlophone, anak perusahaan EMI  Records. The Beatles kemudian melakukan rekaman pertamanya dibawah  Martin di Studio Abbey Road (milik EMI) di London pada Juni 1962. Kala  itu, Martin menyatakan ketidaksukaannya pada Pete Best, ia mengajukan  usulan kepada Epstein untuk mengganti Best dengan drummer studio. Lalu  mereka menyewa Andy White sebagai Drummer. Pemecatan Best mengantar The  Beatles bertemu dengan Ringgo Starr yang pada saat itu meninggalkan  bandnya Rory Storm and the Hurricanes. Sebelum Ringgo resmi bergabung,  Andy White masih mengisi track drum di single “Love Me Do” dan “P.S. I  Love You”. Untuk kepentingan komersil, Epstein memberi masukan kepada  The Beatles untuk menyempurnakan penampilannya dengan memakai pakaian  rapi dan dasi, melengkapi potongan khas rambut mereka.
Inilah formasi terakhir yang terus bertahan hingga bubarnya nanti yaitu  John Lennon pada gitar, McCartney pada Bass, George Harrison pada Gitar  lead, Ringgo Starr pada Drum, dan semua personil menjadi penyanyi.  Single “Love Me Do” membuat The Beatles terkenal saat itu. Popularitas  mereka menanjak ketika tak lama kemudian mereka merilis single “Please  Please Me/Ask me Why” pada bulan November yang kemudian mencapai puncak  chart UK di awal 1930. Sepanjang tahun 1962 ini, The Beatles masih  bermain di Hamburg hingga berakhir pada bulan Desember 1962.
KETENARAN GLOBAL (1963 – 1966)
Tahun 1963 menjadi tahun produktif untuk The Beatles. Diproduseri oleh  George Martin, The Beatles memproduksi LP (Long Playing Records / album)  secara Live di Abbey Road Studios. 10 tracks direkam melengkapi 4  tracks yang sudah dirilis sebelumnya. LP yang diberi tajuk “Please  Please Me” itu kemudian dirilis pada Maret 1963. Materi di album ini  menampilkan duet komposisi Lennon-McCartney yang kemudian menjadi  prototype di album-album berikutnya. Ke produktif-an The Beatles diikuti  dengan dirilisnya beberapa single, yaitu “From Me To You” pada bulan  April yang juga merajai puncak Chart UK, dan single keempat “She Loves  You” di bulan Agustus yang sukses menjadi single pertama yang terjual  sejuta copy. Logo icon The Beatles juga diperkenalkan pertama kali di  Tahun 1963 saat menghiasi cover bass drum Starr. Begitu pula dengan  istilah “Beatlemania” yang lahir seiring menanjaknya kepopuleran mereka  di pertengahan 1963. Hari-hari The Bealtes mulai diwarnai dengan  banyaknya jadwal konser yang mana panggung mereka selalu ramai dengan  fans yang berteriak dengan histeris. Tour luar negeri pertama mereka  (selain di Hamburg) adalah ke Swedia pada bulan Oktober. Sepulangnya  dari Swedia, mereka disambut oleh banyak fans dan wartawan yang mulai  memaparkan mereka di headline media.
Disela jadwal tour, The Beatles juga menyempatkan diri merekam lagu  sebagai materi untuk album berikutnya “With The Beatles”. Materi direkam  memakai teknik studio recording (tidak live seperti sebelumnya)  pada  bulan Juli dan Oktober 1963. Sebelum album tersebut dirilis, mereka  mengeluarkan single “I Want To Hold Your Hand” di bulan November. Sama  seperti single sebelumnya, single inipun kembali menambah banyaknya fans  yang menggilai mereka, sebuah fenomena musik yang belum pernah ada  sebelumnya di UK. Album “With The Beatles” akhirnya resmi di rilis pada  Januari 1964 yang secara umum berisi materi duet Lennon-McCartney. Album  ini mendapat pujian dari Times melalui kritikus musik Willian Mann yang  mengukuhkan duet Lennon-McCartney sebagai komponis Inggris yang  mengagumkan.
AWAL BRITISH INVASION
Sejarah The Beatles pun sampai di tanah Amerika (US). Pada awalnya,  perjalan lagu-lagu mereka tidak begitu mulus, Capitol Records, label  independent di US, menolak untuk merilis beberapa single pertama band  ini. Hingga akhirnya mereka merilis single “I Want To Hold Your Hand”  yang kemudian merajai chart US dan terjual lebih dari 2,5 juta copy.  Perjalanan The Beatles ke US dimulai pada 7 Februari 1964 yang menjadi  tonggak Invasi Inggris (Brtitish Invasion). Mendarat di JFK Airport,  mereka disambut sekitar 3000 fans. Penampilan pertama mereka di The Ed  Sullivan Show disaksikan sekitar 74 juta orang atau setidaknya 40 persen  populasi Amerika. Setelah itu, mereka mengadakan konser terbuka pertama  di Washington Coliseum yang dibanjiri oleh ribuan beatlemania. Mereka  kembali ke Inggris pada 22 Februari setelah sebelumnya tampil untuk  kedua kalinya di The Ed Sullivan Show. Lagu-lagu The Beatles merajai  posisi chart Billboard. Remaja Amerika pun mulai meniru gaya rambut dan  berpakaian mereka. Tampilnya mereka di US menginspirasi banyak band  Inggris untuk menyeberang Lautan Atlantik menuju Amerika, inilah British  Invasion.
The Beatles memulai lagi tour internasionalnya pada bulan Juni 1964  menuju Belanda, Hongkong, Australia, dan New Zealand, lalu kembali lagi  ke US. Tour mereka selalu dihiasi ribuan fans yang berteriak histeris  yang menutupi kemampuan ampli mereka mengeluarkan musik yang mereka  mainkan, sehingga para personil The Beatles tidak dapat mendengarkan apa  yang mereka mainkan. Hal rutin ini lah yang kemudian membuat mereka  bosan melakukan tour.
Tour ke US pada bulan Agustus membawa mereka pada sebuah pertemuan yang  kemudian akan mengubah mereka. Mereka dipertemukan dengan seorang  legenda Folk song Amerika yaitu Bob Dylan. Bisa dibayangkan dari latar  belakang musik, lirik, penampilan, serta gaya hidup mereka yang berbeda  jauh. Bob Dylan yang flamboyan, seorang kritikus sosial dan politik  dengan lirik-lirik puitis yang tajam bertemu dengan 4 orang  berpenampilan rapi yang membawakan rock and rol ‘manis’ yang penuh  dengan lirik cinta. Dylan yang kemudian memperkenalkan The Beatles  dengan Mariyuana. Ada kisah lucu dai kejadian ini, Dylan menawarkan  Mariyuana karena dia salah mengartikan lagu “I Want To Hold Your Hand”  pada kata ‘I can’t hide’ dan ‘I get high’ yang dipikirnya mengacu pada  Mariyuana. Yah, pertemuan ini adalah pertemuan budaya yang sangat  menginspirasi The Beatles di album-album berikutnya.
A HARD DAYS NIGHT, BEATLES FOR SALE, HELP!, HINGGA RUBBER SOUL
Pada kesempatan selanjutnya, The Beatles mulai merambah ke dunia  per-film-an. Kurangnya perhatian Capitol Records membuat kompetitor lain  mendekati The Beatles. Adalah United Artist Records melalui divisi film  nya menawarkan kontrak film kepada The Beatles, dengan harapan akan  diikuti oleh kontrak rekaman. Debut film pertama The Beatles berjudul “A  Hard Day’s Night”  yang di sutradarai oleh Richard Lester, digarap  selama 6 minggu di bulan Mei-April 1964. Film ini bergaya semi  dokumenter musikal yang menampilkan para personil The Beatles secara  komikal dan komedi. Film ini pertama kali diputar di London dan New York  pada bulan Juli dan Agustus dan menuai sukses.
Album Soundtrack “A Hard Day’s Night” dirilis pada bulan Juli 1964. Sama  seperti album-album sebelumnya, album ini pun juga menuai sukses. Dalam  album ini terlihat bahwa semua musik yang meng-influens mereka menyatu  dan menampilkan ciri rock and roll The Beatles yang khas. Sound khas  mereka pun mulai tampak di album ini. Materi dalam album ini memuat  komposisi original dari Lennon dan McCartney, tanpa lagu cover. Secara  umum dapat dikatakan bahwa di album ini lah The Beatles mulai  menampilkan kesejatian musik mereka yang penuh keceriaan dan optimisme.   Sound The Beatles yang khas, khususnya sound gitar resonant elektrik 12  senar yang dipakai Harrison kemudian menginfluens sound band The Byrds  dalam meramaikan dunia rock and roll tahun 60an.
Belum hilang gegap gempita album “A Hard Day’s Night”, The Beatles  kembali masuk ke dapur rekaman untuk menyelesaikan materi album studio  ke lima nya, “Beatles for Sale”. Mereka menggarap materi ini selama  bulan Agustus sampai Oktober 1964, album ini kemudian di rilis pada  akhir tahun 1964. Secara materi album, format “Beatles For Sale”  mengikuti dua album pertama yang banyak diisi dengan banyak lagu cover.
Memasuki tahun 1965, kehidupan The Beatles mulai diwarnai dengan  kontroversi. Pada bulan April, The Beatles mulai berkenalan dengan LSD,  yang diberikan oleh oleh dokter gigi Lennon dan Harrison. Pada bulan  Juni, Ratu Elizabeth II menunjuk mereka menjadi Anggota Kerajaan Inggris  (MBR), yang ditentang oleh beberapa anggota lain yang konservatif,  karena kebiasaan penghargaan itu diberikan kepada militer ataupun  pemimpin sipil.
Ditahun yang sama, The Beatles kembali menggarap film ke dua. Bertajuk  “Help!”, film ini kembali di sutradarai oleh Richard Lester, yang  kemudian dirilis pada bulan July 1964. Beberapa review mengatakan bahwa  film ini sangat buruk dibandingkan dengan film sebelumnya, namun walau  demikian film ini tetap mendapat kesuksesan komersil di pasaran. Materi  soundtrack di album “Help!” hanya diisi oleh dua lagu cover. Di album  ini, Harrison mulai menampilkan dirinya sebagai pencipta, ada dua lagu  yang ia ciptakan untuk album ini. “Help!” juga menunjukkan perubahan  pada diri The Beatles. Perubahan vocal Lennon dipengaruhi oleh Bob Dylan  dan gaya musisi folk Amerika lain. Selain itu, album ke lima ini berisi  sebuah lagu balada terkenal sepanjang masa yaitu “Yesterday“ yang  diciptakan oleh McCartney. Adalah suatu tahapan baru ketika mereka mulai  memasukkan unsur orkestra pada lagu ini.
The Beatles kemudian melakukan kunjungan ke US untuk yang ketiga kalinya  pada Agustus 1965. Konser terbesar pada kunjungan ini adalah di  New  York’s Shea Stadium yang dihadiri sekitar 55.600 orang fans. Kemudian  The Beatles melanjutkan 9 konser sukses lainnya di berbagai kota di  Amerika. Di akhir kunjungan, The Beatles akhirnya bertemu dengan idola  mereka yang menjadi pondasi musik mereka, Elvis Persley. Mereka kemudian  mengobrolkan banyak hal dan melakukan jam session.
Album berikutnya, “Rubber Soul” dirilis pada bulan Desember 1965. Album  ini mendapat banyak pujian karena menampilkan kedewasaan bermusik  mereka. Banyak sekali peningkatan kualitas baik dari materi komposisi,  lirik, dan berbagai sound yang dipakai. Pada Norwegian Wood (The Bird has Flown),  merakai mulai memasukkan unsur sound tradisional seperti sitar, yang  menjadi momentum dalam merombak unsur sound pada genre rock standar.  Beberapa komposisi menandai mereka sudah memasuki ranah baru dalam  bermusik seperti folk rock. Lirik The Beatles mulai mencerminkan  perasaan terdalam mereka, yang kemudian disambut dengan banyak  interpretasi berbeda tentang cerita dalam lagu-lagu mereka. Album ini  menandai perubahan signifikan pada musik The Beatles yang kemudian  tercermin di album-album berikutnya.
MENJADI BAND STUDIO
Di bulan Juni 1966, Capitol Records merilis sebuah album kompilasi The  Beatles untuk pasar US. Album bertajuk “Yesterday and Today” itu menuai  kontroversi dimana foto kulit album menampilkan personil The Beatles  berpakaian ala tukang potong daging sedang tersenyum menyeringai  dikelilingi potongan daging dan boneka bayi. Menurut The Beatles sendiri  gambar itu adalah sebuah lelucon satri untuk Capitol Records dimana  mereka mengartikan kompilasi berarti ‘memotong-motong’ lagu dari album  mereka terdahulu. Tak lama kemudian album tersebut berganti kulit album.  Kini album dengan gambar tukang potong daging tersebut menjadi koleksi  langka yang tentunya para kolektor berani membayarnya dengan harga  mahal. Tak lama setelah kontroversi cover, The Beatles kembali menjadi  sorotan publik saat tour dunia mereka ke Filipina. Saat itu ibu negara  Filipina, Imelda Marcos, mengundang The Beatles untuk sarapan bersama.  Epstein menolak tawaran tersebut dengan sopan. Namun penolakan tersebut  dianggap hinaan bagi rejim Marcos. Terjadilah kericuhan yang  membahayakan mereka, walau akhirnya mereka dapat lolos keluar dari  negeri itu dengan berbagai kesulitan.
Tak lama sekembalinya mereka, lagi-lagi sebuah kisah kontroversi  terjadi. Kelompok agama dan sosial yang konservatif di US mengkritik  mereka akibat komentar Lennon saat diwawancarai reporter Inggris Maureen  Cleave mengatakan bahwa Kristiani sedang sekarat dan The Beatles lebih  populer daripada Yesus. Berita ini kemudian muncul di majalah remaja US Datebook. The  Beatles kemudian dilarang di bebereapa tempat. Afrika Selatan bahkan  melarang pemutaran lagu The Beatles  hingga akhirnya diizinkan kembali  di tahun 1971. Epstein balas mengkritik Datebook dengan  menyatakan bahwa tulisan mereka tidak sesuai dengan konteks wawancara  saat itu. Lennon menyatakan bahwa saat itu ia menunjuk bagaimana  orang-orang begitu mengelu-elukan mereka, sama seperti orang-orang  menyukai televisi, dan dalam hal ini, seperti hal nya Televisi, The  Beatles lebih populer dari Yesus. Pada akhirnya, Lennon pun meminta maaf  kepada publik.
Terlepas dari kontroversi yang berkelanjutan tersebut, The Beatles  kembali merilis sebuah album fenomenal lain pada bulan Agustus 1966.  Album berjudul “Revolver” kembali mendapat pujian dari berbagai media.  Salah satu komentar bahwa di album ini The Beatles kembali mengalami  peningkatan kualitas dari album sebelumnya. The Beatles kembali dipuji  atas berbagai eksperimen sound dan inovasi original pada materi  lagu-lagu mereka. Perhatikan lagu “Tomorrow never knows “ yang berisi  berbagai sound-sound yang terdengar aneh namun begitu menyatu dengan  tema lagu mereka. Simak pula megahnya orkestrasi di lagu Eleanor Rigby  yang begitu mendukung cerita satir lagu itu. Album ini juga dianggap  sebagai salah satu momentum yang memperkuat perubahan musik mereka ke  arah folk rock.
The Beatles mengambil sebuah keputusan brilian yang sangat mempengaruhi  peningkatan kualitas berkali-kali lipat pada album mereka selanjutnya.  Mereka memutuskan untuk tidak lagi melakukan tour, dengan kompensasi  mereka memfokuskan diri pada rekaman studio. Berbagai hal mendasari  keputusan ini, dari bosan melakukan konser, tidak dapat mendengarkan  sound mereka disaat konser karena selalu tertutup dengan teriakan fans,  hingga berbagai kasus kontroversi yang menerpa mereka. Konser komersil  terakhir The Beatles terjadi di Candlestick San Franssisco pada 26  Agustus 1966.
Berbagai spekulasi dikeluarkan oleh media terkait keputusan tersebut.  Segala opini dijawab The Beatles dengan keluarnya single “Penny Lane/  Strawberry Fields Forever” di bulan Februari 1967. Single tersebut  dinyatakan sebagai single yang paling berkualitas dari single-single  terdahulu. Dua lagu tersebut menandai era baru musik The Beatles.
Tak lama setelahnya, tepatnya pada bulan Juni 1967, keluarlah jawaban  The Beatles atas keputusan brilian mereka untuk fokus pada rekaman.  Album bertajuk “Sgt. Pepper Lonely Heart Club Band’ yang begitu  fenomenal menandai puncak kualitas bermusik The Beatles. Majalah Rolling  Stones menempatkan album Sgt. Pepper di urutan pertama di edisi 500  Greatest Albums of All Time. Album yang sangat konseptual ini menandai  revolusi baru dalam sejarah musik rock yang dahulu ditandai oleh  fenomena Elvis Perseley pada tahun 1956, dan fenomena Beatlemania tahun  1963.
Materi album Sgt. Pepper dipenuhi dengan berbagai eksperimen inovatif  yang menandai begitu kompleks nya musik The Beatles. The Beatles kembali  melakukan perombakan besar-besaran pada standar musik yang pernah ada,  sehingga membuka berbagai inovasi lain yang dapat dilakukan orang-orang  dalam bermusik. Semua lagu dalam album ini adalah masterpiece. Simaklah  lagu memorial Lennon “A Day in the Life” yang berisi beragam sampling suara.  Lirik lagu mereka semakin dalam dan puitis dengan aneka ragam tema  cerita. Orang-orang pun mulai mempelajari lirik lagu mereka layaknya  sebuah karya sastra yang membuka banyak interpretasi. “Lucy In The Sky  With Diamonds” adalah lagu dengan lirik yang mengundang beragam  interpretasi. Berbagai dugaan mengkaitkan lagu tersebut dipengaruhi  narkotika, sesuai dengan judulnya yang bila disingkat akan menghasilkan  “LSD”, salah satu produk narkotika yang kerap dikonsumsi para Beatle.  Tak hanya di materi lagu, desain kulit album dan penampilan personil The  Beatles juga mengalami perubahan yang menandai kedewasaan mereka.  Secara umum, berbagai hal, bahkan hal yang begitu detail, dalam album  ini mendapat sorotan dan pujian.
Pada25 Juni, The Beatles kembali mengeluarkan single barunya, “All You  Need is Love” yang menjadi lagu kebangsaan gerakan generasi bunga saat  itu. Single tersebut disiarkan secara global pada Our World (International TV Special),  sebuah tv jaringan pertama. Beberapa bulan kemudan, mereka pergi kepada  Maharishi Mahesh Yogi di Bangor untuk melakukan meditasi transen karena  mereka merasa kondisi psikologis mereka kurang baik saat itu. Ditengah  proses, datanglah sebuah kabar yang sangat buruk. Manajer mereka Brian  Epstein ditemukan tidak bernyawa akibat overdosis. Emosi Epstein yang  rapuh saat itu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti misalnya  ketakutannya The Beatles tidak akan memperpanjang kontrak dengannya dan  berbagai masalah bisnis lainnya. Kematian Epstein jugalah yang dipercaya  membuat The Beatles kehilangan kendali seorang pemimpin, yang kemudian  membuat mereka tak kuasa meredam konflik antar personil.
Kematian Epstein sangat memukul hati mereka. Walau dalam keadaan  tertekan, mereka tetap memproduksi proyek film berikutnya. Film berjudul  “Magical Mistery Tour”  yang mereka sutradarai sendiri, yang kemudian  diputar pada menjelang Natal Desember 1967. Berbeda dengan film nya yang  mendapat banyak kritikan pedas,soundtrack film ini mendapat  tanggapan positif karena kualitasnya yang sebanding dengan album  sebelumnya. Di Inggris, soundtrack ini dirilis sebagai EP berisikan 6  lagu yang dirilis awal Desember. Sedangkan di Amerika, soundtrack ini  dirilis sebagai LP ditambah 5 lagu dari single-single mereka sebelumnya.  Sebulan kemudian yaitu Januari 1968, The Beatles tampil sebagai cameo  di produksi film animasi “Yellow Submarine”. Film ini kemudian dirilis  pada bulan Juni 1968. Soundtrack-nya sendiri dirilis 7 bulan berikutnya.
Masih dalam keadaan penuh tekanan, The Beatles kembali ke Maharishi  untuk melanjutkan meditasi-nya. Namun proses tersebut tidak bertahan  lama, satu persatu mereka kembali. Harrison yang paling lama tinggal  disana. Lennon sendiri meninggalkan Maharishi karena dia mendapat kabar  bahwa Maharishi bermaksud me manipulasi band mereka, dan Lennon  mengetahui Maharishi melakukan pelecehan sexual kepada muridnya. Namun  dalam proses tersebut, The Beatles banyak mendapat inspirasi lagu untuk  album berikutnya.
Sekembalinya The Beatles dari meditasi, mereka menggarap proyek album  yang kemudian dirilis sebagai double album. Album yang dikenal sebagai  “White Album” itu mempunyai sampul cover yang sederhana, secara umum  berwarna putih, yang didedikasikan untuk Epstein. Album ini adalah album  pertama yang dirilis di label Apple Records, label yang dibentuk The  Beatles untuk mewujudkan impian Epstein. Dari proses rekaman album ini  mulai terlihat perpecahan dalam diri The Beatles. Ketidak disiplinan  Starr yang sering meninggalkan proses produksi. Lennon yang saat itu  tengah berpacaran dengan Yoko Ono, seorang artis avant-garde dari  Jepang, yang mana ia selalu membawa Ono ke studio ditentang oleh anggota  Beatles lainnya, karena dianggap memecah konsentrasi. Lennon sendiri  mulai mengkritik McCartney dengan mengatakan beberapa lagunya sperto  Ob-La-Di, Ob-La-Da terdengar seperti musik tua. Album ini kemudian  dirilis pada bulan November 1968 dan mendapat kritikan yang beragam.  Beberapa menganggap kualitas album ini tidak sebanding dengan dua album  sebelumnya. Di album ini, Lennon dan McCartney tidak menunjukkan  peningkatan kualitas di lagu-lagu mereka, namun tidak demikian dengan  Harrison yang mendapat banyak pujian atas beberapa lagu nya. Di album  ini, musik The Beatles tidak nampak menyatu sebagai band seperti musik  mereka di album terdahulu, namun lebih menonjolkan karakter  masing-masing personil.
Di awal 1969, soundtrack “Yellow Submarine” dirilis. Album ini  berisi 4 track lagu baru, beberapa lagu dari single terdahulu, serta 7  lagu instrumental komposisi George Martin. Di album ini, Harrison  kembali mendapat pujian untuk komposisi “It’s All Too Much” dan “Only A  Northern Song” yang semakin mengukuhkan diri nya sebagai pencipta lagu  berkualitas.
DUA ALBUM TERAKHIR… DAN BERAKHIRLAH SUDAH
Dua album terakhir dirilis The Beatles dirilis akhir Tahun 1965 dan  pertengahan 1970, yaitu “Abbey Road” dan “Let It Be”.  Walaupun “Let It  Be” adalah album terakhir yang dirilis The Beatles, namun materinya  direkam sebelum “Abbey Road”. Pada awalnya The Beatles memang akan  merilis “Let It Be”, namun karena tidak menyukai hasil rekamannya,  mereka memutuskan menunda album tersebut. Pada awalnya, judul album ini  bukanlah “Let It Be”, melainkan “Get Back”. Ide konsep album ini berawal  dari McCartney yang ingin kembali membuat album live. Ia merasa The  Beatles terlalu berfokus pada studio dan berbagai eksperimen musik  sehingga mengurangi sensemereka sebagai sebuah band. Saat itu  hubungan antar anggota sedang buruk-buruknya. Perseteruan tampak  diantara duo komponis utama Lennon-McCartney. Harrison pergi selama satu  minggu, dan sekembalinya dia membawa seorang teman Billy Preston yang  nantinya mengisi keyeboard pada lagu “Get Back”. Pilihan lokasi konser  cenderung kontroversial yaitu di atap gedung Apple Corps, 3 Savile Row,  London. Akhirnya mereka mengadakan konser terakhir tersebut pada tanggal  30 January 1969. Konser tersebut membuat penonton ramai baik yang  memenuhi jalanan sekitar Apple Corps, maupun penonton yang menaiki atap  gedung lain terdekat, demi melihat idola mereka. Konser tersebut  berakhir setelah polisi menghentikan mereka karena suara nya yang  mengganggu. Beberapa materi lainnya direkam di studio Abbey Road EMI.
Beberapa waktu setelah rekaman tersebut kembali terjadi perseteruan  diantara personil The Beatles. Kali ini masalah bisnis, yaitu pemilihan  manajer. Lennon, Harrison, dan Starr memilih Allen Klien, seorang  bisnisman yang telah membawa kontrak band The Rolling Stones dan band UK  lainny selama British Invasion. McCartney sendirian lebih  memilih John Eastman, saudara istrinya Linda Eastman. Tidak adanya  kesepakatan membuat keduanya dipilih menjalankan bisnis The Beatles.
Proses rekaman “Let It Be” yang penuh perseteruan membuat George Martin  pesimis akan kelanjutan The Beatles. Ia menganggap proses “Let It Be”  adalah yang terakhir untuk mereka semua. Ia terkejut ketika McCartney  menghubunginya untuk kembali memproduksi album. Tanpa membuang waktu,  mereka pun kembali masuk studio rekaman. Proses rekaman “Abbey Road”  dimulai pada akhir Februari. Martin memberi ide konsep album dimana  materi lagu per lagu diputar sambung menyambung (medley).  Lennon menolak ide tersebut dan menawarkan bahwa lagu miliknya dan lagu  milik McCartney dipisah di dua sisi (side). Akhirnya konsep kompromis  album tersebut adalah satu sisi memuat lagu-lagu ciptaan personal, sisi  lainnya memakai konsepmedley, yang kemudian dikenal sebagai  “Abbey Road Medley”. Pada saat proses rekaman, Lennon merilis single  solo, diluar The Beatles, berjudul “Give Peace a Chance”, bersama  Plastic Ono Band. Semementara rekaman “Abbey Road” diakhiri dengan lagu  “I Want You (She’s So Heavy)” pada 20 Agustus 1969, yang adalah saat  terakhir keempat Beatles bersama di dalam studio. Lennon memutuskan  keluar dari band pada 20 September, tapi mereka tidak mempublikasikannya  sampai berbagai hal menyangkut perjanjian kerjasama diselesaikan.  “Abbey Road” terjual 4 juta copy dalam 2 bulan. Album ini menampilkan  masterpice dari Harrison yaitu “Something”, dimana harmony dan melody  dalam lagu itu mendapat banyak pujian. Secara umum, album ini mendapat  pujian positif.
Kembali ke proses rekaman panjang “Let It Be” yang akhirnya selesai pada  January 1970 saat merekam lagu Harrison “I Me Mine”. Materi album  kemudian di berikan kepada Phil Spector untuk di final kan. Spector  adalah seorang produser dari US yang pada waktu itu juga memproduseri  single Lennon, “Instant Karma”. Spector memasukkan komposisi orkestranya  dalam lagu McCartney “The Long and Winding Road”. McCartney tidak  menyukai hasil dari Spector, namun terlambat untuk merivisi karena “Let  It Be” telah terlanjur rilis pada 8 Mei 1970. Film dokumenter “Let It  Be” dirilis tak lama setelahnya. Album terkahir The Beatles ini adalah  album yang paling banyak mendapat kritikan negatif dari media.
McCartney akhirnya memutuskan keluar dari The Beatles dan mengumumkannya  tanggal 10 April 1970. Pengumuman ini ia nyatakan dalam pers released  untuk album solo nya. Konflik berlanjut saat rilis debut album solo  McCartney yang berbarengan dengan “Let It Be”. Personel meminta  McCartney untuk menuda rilis albumnya, namun ia menolak karena  kekecewaannya pada hasil Spektor pada lagu “The Long and Winding Road”  ciptaannya. Setelah itu… The Beatles akhirnya bubar.
LALU SETELAH ITU…
Setelah bubar, para mantan personel The Beatles tetap bermusik dengan  proyek pribadi masing-masing. Terkadang satu personel ikut terlibat  dalam proyek personel lain. Dalam proyek-proyek pribadi mereka, terlihat  berbagai karakter bermusik asli masing-masing personel. Lennon sebagai  musisi dengan berbagai lagu rock dan balada berlirikkan propaganda damai  dan anti perang. McCartney dengan Pop manisnya. Harrison dengan lagu  “kebatinan” yang selalu dibalut influens musik India. Starr dengan rock easy listening-nya.  Dari semuanya, Lennon lah yang paling produktif menghasilkan lagu  legendaris seperti “Imagine”, “Give Peace a Chance”, “Mother”, dan  lain-lain. McCartney mengalami puncak jaya paska The Beatles saat ia  mendirikan band Wings, walau sebenarnya tidak menyamai prestasi Lennon.  Ada berbagai rumor beredar mengenai reuni The Beatles. Rumor itu  akhirnya terpatahkan dengan kabar duka tertembak mati-nya John Lennon  pada 8 Desember 1980 di New York. Lennon dibunuh oleh fans nya bernama  Mark David Chapman. Pada 29 November 2001, kabar duka kembali terdengar,  George Harrison menyusul Lennon. Kematiannya disebabkan kanker  paru-paru.
Karya The Beatles terus di gandakan, diedit ulang, di kumpulkan, diolah  kembali, dan ditemukan. Tiga personel The Beatles McCartney, Harrison,  dan Starr, di tahun 1994 sempat bereuni dalam menjalankan proyek  “Anthology”. Saat itu Lennon diwakili oleh mantan istrinya Yoko Ono.  Proyek “Anthology” adalah beberapa dokumentasi baik saat mereka rekaman  maupun latihan, lagu-lagu yang belum pernah dirilis, maupun berbagai  percakapan terkait mereka tergabung dalam sebuah band paling fenomenal  sepanjang sejarah, The Beatles.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar